TREN All Black Fashion memang banyak dipakai banyak orang ketika mereka merasa bingung harus memakai baju apa. Pasalnya, busana hitam memang terlihat rapi dan layak tampil tapi tidak ribet.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang dituturkan oleh desainer ternama dari Jepang, Yohji Yamamoto bahwa hitam itu sederhana dan sombong pada saat yang bersamaan. Hitam itu malas dan mudah, tapi juga misterius. Hitam bisa menelan cahaya atau membuat segala sesuatunya terlihat tajam.
Namun, di atas segalanya, hitam seolah ingin mengatakan, “saya tidak mengganggu Anda, jadi jangan ganggu saya!”
Seperti pendapat Yamamoto, daya tarik warna hitam akhirnya membuat warna ini digandrungi banyak orang dalam hal fashion, bahkan hingga menjadi tren.
Dalam riset yang disebutkan oleh Quartz pada 2018, terdapat lebih dari 183.000 gaun yang dijual secara online di AS dan sekitar 38,5% adalah warna hitam. Edited juga menemukan bahwa pakaian hitam wanita tumbuh pesat di beberapa merek fast fashion, seperti sebesar 269% di Boohoo, 145% di Zara, 114% di H&M, dan 89% di Forever 21.
Dari sini, dapat terlihat jelas bahwa pakaian berwarna hitam digandrungi banyak orang.
Awal Mula Popularitas Pakaian Hitam
Jika melihat ke belakang, titik balik ketika pakaian warna hitam mulai menjadi pusat perhatian adalah pada tahun 1926, yaitu saat “little black dress” atau gaun hitam kecil Chanel yang legendaris diperkenalkan.
Vogue sendiri pernah memasang sketsa gaun hitam sederhana dan praktis Chanel di sampulnya pada tahun 1926, lalu menyebutnya sebagai "The Ford" dari pakaian wanita. Hal itu akhirnya meresmikan era baru dalam pakaian wanita sekaligus mempromosikan warna hitam sebagai cerdas, elegan, dan menarik.
Setelah itu, banyak desainer yang akhirnya ikut mengadopsi dan tren pakaian hitam seperti CristĂłbal Balenciaga yang menggunakannya untuk siluet arsitekturnya yang elegan dan Yves Saint Laurent untuk tuxedo wanitanya yang androgynous.