Sejak viral, nama Citayam Fashion Week terus mendapat perhatian besar dari masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak, aksi peragaan busana di kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat ini memang beda dari fashion week biasanya, sebab diikuti oleh para remaja dari kota-kota di sekitaran Jakarta atau yang populer disebut SCBD (Sudirman, Citayam, Bojong Gede, Depok) bukan dari kalangan model profesional.
Kawasan Dukuh Atas sendiri awalnya dijadikan sebagai lokasi pejalan kaki yang hendak menuju ke stasiun Sudirman dan Stasiun Dukuh atas BNI. Tidak jarang kawasan ini juga sering dijadikan lokasi 'nongkong' para remaja dengan pakaian dan penampilan nyentrik. Kegiatan kumpul-kumpul tersebut dengan cepat berkembang menjadi Citayam Fashion Week.
Momen ini seakan menjadi wadah para remaja Citayam untuk mengekspresikan dirinya. Mereka mengenakan pakaian yang beragam dan terkadang tematik.
Sebut saja, Jeje ‘Slebew’ misalnya, salah satu remaja Citayam yang viral di media sosial, selalu tampil dengan pakaian yang menjadi ciri khasnya. Ia biasa menggunakan tank top atau sleeveless top dengan perpaduan sweatpants.
Di hari lainnya, Jeje juga pernah menggunakan crop top dengan bawahan loose jeans. Gaya Jeje ‘Slebew’ sontak menjadi inspirasi fashion bagi para remaja perempuan lainnya.
Tidak hanya Jeje, remaja laki-laki pun tak mau kalah turut mengekspresikan dirinya melalui gaya fashion yang nyentrik. Sebagai contoh, Bonge, remaja Citayam yang kini juga terkenal, kerap menggunakan kaus, jaket bermotif ramai, topi, kalung, dan kacamata hitam. Hal ini juga menjadi bukti bahwa siapa pun berhak mengekspresikan dirinya melalui fashion.
“Aku beli baju, celana, sama jaket ini di Racun Shopee Citayam yang ada di aplikasi Shopee. Soalnya model baju-bajunya cocok di aku dan banyak diskonnya. Jadi, aku bisa ganti-ganti baju yang keren terus setiap hari,” jelas Kurma, salah satu ikon Citayam Fashion Week, Minggu (31/7/22).
Kurma, remaja Citayam yang namanya melejit selama Citayam Fashion Week yaitu Bonge juga menjelaskan bahwa salah satu inspirasi fashion-nya berasal dari Racun Shopee Citayam.
“Waktu itu, aku denger dari Kurma sama temen-temen aku di sini kalau ada Racun Shopee Citayam. Pas aku cek, ternyata bajunya bagus-bagus dan produk lokal. Cocok banget buat dipakai ke Citayam Fashion Week, apalagi jadi bisa ganti-ganti karena pilihannya banyak. Misalnya hari ini aku pakai kaus sama celana ini, kan, kapan-kapan aku bisa pakai ini lagi tapi ditambah jaket gitu,” kata Bonge.
Setelah redaksi mengecek aplikasi Shopee, ternyata benar bahwa terdapat kampanye Racun Shopee Citayam yang menawarkan berbagai kurasi outfit brand lokal dengan berbagai promo.
Roy, yang juga merupakan ikon Citayam Fashion Week lainnya mengatakan bahwa ia dan teman-temannya menyukai Racun Shopee Citayam. Ia kerap mendapat inspirasi padu padan outfit-nya di sana.
“Iya sama, aku juga sering buka Racun Shopee Citayam soalnya lengkap. Makasih, Shopee, udah dukung anak-anak Citayam kayak aku dan temen-temen buat jadi lebih kreatif,” kata Roy.
Aksi remaja Citayam yang melenggang seperti model profesional memang bukan satu-satunya alasan masyarakat untuk menyaksikan Citayam Fashion Week. Mereka juga menikmati outfit nyentrik yang digunakan anak muda Citayam.
Fenomena Citayam Fashion Week menjadi bukti bahwa anak muda dari daerah-daerah penopang Jakarta punya keberanian untuk mengekspresikan dirinya, terutama melalui fashion. Siapa pun bebas menunjukkan style-nya dan berpotensi menjadi inspirasi bagi masyarakat luas.
Tak hanya itu saja, dengan adanya Citayam Fashion Week juga turut mengembangkan brand lokal yang ada di Indonesia supaya bisa terus berkreativitas dan berinovasi.
Follow Berita Okezone di Google News
(Wul)