STOP acne shaming bagi mereka yang wajahnya penuh jerawat. Secara tidak sadar, ketika kita membahas jerawat seseorang maka hal itu bisa menurunkan kepercayaan diri mereka loh, bahkan hingga frustasi.
Jerawat merupakan salah satu masalah kulit yang dialami oleh banyak orang. Tak melihat gender dan usia, jerawat jadi masalah kulit familiar bagi wanita, pria, tua, muda, remaja, dewasa muda, hingga paruh baya permasalahan bagi kaum perempuan dan laki-laki.
Menurut suatu studi, delapan dari 10 perempuan di Indonesia pernah mengalami jerawat, paling tidak satu kali dalam sebulan. Hal ini dipertambah dengan kata ‘jerawat’ yang menjadi tren pencarian masalah kulit terbanyak di mesin pencarian digital.
Dikutip dari berbagai sumber, hal ini membuat gerakan stop acne shaming perlu dilakukan. Lantaran, banyaknya jerawat yang dialami perempuan apalagi remaja bisa mendapatkan ejekan dari orang lain.
Ada pula orang yang mengalami acne shaming lewat hal non-verbal. Seperti contoh, lewat tatapan, ekspresi, atau gerak-gerik tubuh yang menunjukkan perasaan jijik terhadapnya.
Lalu, mengomentari wajah seseorang diam-diam atau membicarakannya di “belakang” orang yang bersangkutan. Tentunya, ini akan semakin menurunkan kepercayaan diri. Ditambah perilaku acne shaming justru cukup banyak didapatkan dari orang-orang terdekat, misalnya teman, saudara, atau bahkan orang tua.
Selain itu, studi di jurnal Acta Dermato-Venereologica pada 2020 menyebutkan bahwa 53 persen responden pernah mengalami depresi dan 50 persen cenderung mengisolasi diri.