Dr Li menjelaskan, bahwa toksisitas alkohol sudah diketahui dengan baik, dan tingkat minum paling aman adalan nol. "Dalam proses metabolisme alkohol, spesies oksigen reaktif (ROS) dapat terbentuk," ujar Li.
Li mengatakan, bahwa produksi ROS yang berlebihan, bisa meningkatkan stres oksidatif yang dianggap sebagai penyumbang endometriosis, sindrom ovarium polikistik, infertilitas yang tidak bisa dijelaskan, aborsi spontan, serta keguguran berulang.
Menurut Li, faktor gaya hidup yang bisa diubah seperti merokok dan kebiasaan minum alkohol, bisa berkontribusi pada paparan ROS. Karena itu, asupan alkohol juga kerap dikaitkan sebagai gangguan hasil in vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung.
"Konsumsi alkohol berhubungan negatif dengan tingkat kehamilan dari perawatan IVF ketika wanita minum lebih dari tujuh minuman per minggu," tutupnya.
Follow Berita Okezone di Google News
(hel)