JATUH cinta tidak mengenal usia. Pernyataan itu ada benarnya, karena tidak sedikit dari mereka yang sudah berusia tua tetap bisa merasakan jatuh cinta. Apa penyebabnya?
Seorang pakar emosi Prof Aaron Ben-Zeév menerangkan bahwa jatuh cinta di usia senja definisinya bukan lagi sekadar pelampiasan hasrat cinta dalam diri, melainkan mendapatkan ketenangan batin.
"Saat sudah tua, jatuh cinta bisa terjadi tapi maknanya sudah berbeda. Orang yang sudah tua ketika jatuh cinta punya anggapan bahwa di sisa usianya, mereka lebih cenderung ingin merasa damai dan tenang. Jadi jatuh cintanya bukan sebatas kegembiraan dan senang-senang semata," kata Prof Ben-Zeév dikutip MNC Portal dari laman Psychology Today, Kamis (10/11/2022).
Itu sesuai dengan hasil temuan peneliti Sonja Lyubomirsky (2013) bahwa bagi banyak orang, tahun terbaik menikmati hidup ada di paruh kedua kehidupan. Namun demikian, ada banyak keragaman juga di fase tersebut, termasuk menua dengan depresi dan perasaan takut mati.
Di usia senja, merasa jatuh cinta juga dikonotasikan sebagai momen keakraban. Kegembiraan yang dirasakan semasa muda dulu kecil sekali persentasenya, karena ini melibatkan emosi dewasa yang sudah dimiliki mereka yang sudah lansia.
Jatuh cinta di masa tua juga kerap melibatkan kompromi yang besar. Nilai romantisme menjalani hidup bersama lebih tinggi dibandingkan semata-mata mencari kesenangan hidup bersama.
Tapi, siapa sangka kalau sifat kompromi ini dinilai sulit dilakukan oleh mereka yang masih muda. Sebab, ketika dewasa, Anda dianggap perlu menerima segala macam perbedaan dan pengabaian yang acap kali menyakiti diri sendiri.
"Nah, saat lansia jatuh cinta, nilai kompromi begitu besar. Sekali lagi, ini soal menikmati sisa hidup dengan bahagia dan tenang," tambah Prof Ben-Zeév.
Baca Juga: Aksi Nyata 50 Tahun Hidupkan Inspirasi, Indomie Fasilitasi Perbaikan Sekolah untuk Negeri
Follow Berita Okezone di Google News