Share

Dapat Gaji Rp10 Juta, Banyak Warga Indramayu Rela Jadi ART dan Perawat Lansia

Agung Bakti Sarasa, MNC Portal · Senin 30 Januari 2023 18:33 WIB
https: img.okezone.com content 2023 01 30 612 2755876 dapat-gaji-rp10-juta-banyak-warga-indramayu-rela-jadi-art-dan-perawat-lansia-9FiA6sRScV.jpg Ilustrasi ART. (Foto: Freepik)

BALAI Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Jawa Barat (Jabar) mencatat selama tahun 2022, sebanyak 10.318 warga Jabar yang didominasi oleh ibu-ibu berangkat ke Taiwan. Mereka berangkat ke Taiwan untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) hingga perawat warga lanjut usia (lansia).

Kepala BP3MI Jabar Kombes Erwin Rachmat mengungkapkan Taiwan menjadi negara primadona bagi para Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jabar. Sebagian besar dari mereka bekerja sebagai ART dan perawat lansia.

Menurut Erwin, tingginya minta warga Jabar bekerja di Taiwan dikarenakan gaji yang mereka terima cukup besar mencapai Rp10 juta per bulan. Selain itu, syarat bekerja di Taiwan pun cukup mudah. "Rp 10 juta untuk jadi asisten rumah tangga, makan dan (kebutuhan) lainnya juga ditanggung," ucap dia.

ART

Tidak hanya itu, lanjut Erwin, para PMI di Taiwan pun jarang mengalami perlakuan tak menyenangkan dari majikannya. Hal itulah yang menjadi daya tarik lain selain upah yang cukup besar. "10.318 orang berangkat ke Taiwan selama tahun 2022. Mereka yang berangkat ke Taiwan itu juga resmi," katanya.

Lebih lanjut Erwin mengatakan, berdasarkan data yang dikantonginya, daerah yang paling sering memberangkatkan PMI di Jabar yakni Kabupaten Indramayu.

Selama tahun 2022, sebanyak 6.982 PMI asal Indramayu diberangkatkan ke berbagai negara. Selain Taiwan, negara tujuan utama lainnya yakni Timur Tengah seperti Arab Saudi. "Indramayu ranking pertama, kabupaten paling besar menempatkan pekerja migran," imbuh Erwin.

Follow Berita Okezone di Google News

Khusus negara tujuan Arab Saudi, sambung Erwin, para PMI juga tergiur karena berharap dapat sekaligus menunaikan ibadah umrah, bahkan haji secara gratis. Padahal, belum tentu para pekerja migran itu bakal ditempatkan di Arab Saudi.

Meski begitu, Erwin juga mengakui bahwa PMI asal Indramayu paling banyak mendapatkan perlakuan tak menyenangkan dari majikannya. Biasanya, mereka berangkat ke negara tujuan tanpa melalui jalur resmi.

"Mudahnya mengakses media sosial membuat mereka akhirnya terjebak di situ. Mereka terjebak iming-iming gaji tinggi lalu prosesnya cepat," tandas Erwin.

1
2
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini