KONSEP Childfree tengah hangat diperbincangkan. Usai disebut sebagai rahasia awet muda oleh influencer, Gita Savitri Devi atau Gitasav, istilah itu kembali booming. Lantas sebenarnya, apa itu childfree?
Dilansir dari Fertility Smarts, childfree sendiri merupakan istilah yang mengacu pada pasangan yang tidak ingin memiliki anak. Selain itu istilah ini juga mengacu pada pasangan yang tidak bisa memiliki anak, misalnya karena masalah kesuburan atau lain sebagainya.
Childfree ini sering digunakan bergantian dengan istilah childless, namun keduanya memiliki makna yang berbeda. Childfree dimana seseorang memutuskan untuk tidak memiliki anak, sementara childless seseorang yang telah memutuskan untuk memiliki anak tetapi belum mampu. Konsep Childless bagi beberapa orang memiliki beberapa alasan salah satunya adalah berencana memiliki anak di masa depan atau berjuang untuk hamil.
Sebenarnya, childfree sendiri sudah lama berkembang di negara barat seiring dengan meluasnya liberalisme. Di Indonesia prinsip ini memang dirasa aneh oleh banyak kalangan bahkan menuai kontroversi.
Keputusan untuk memiliki atau tidak punya anak memang bukan keputusan hidup yang mudah. Lantas apakah konsep child free ini sebagai tanda dari ketidaksiapan atau manifestasi rasa takut seseorang menghadapi masa depan?
"Bukan pengecut, tapi mereka ini mungkin orang-orang yang tidak mau mengambil risiko," kata Endang Mariani, Psikolog Sosial, saat diwawancarai MNC Portal beberapa waktu lalu.
Follow Berita Okezone di Google News
Berbagai latar belakang, jadi alasan di balik keputusan untuk tidak ingin punya anak. Tak ditampik, alasan ekonomi atau finansial jadi yang utama. Dengan biaya hidup yang semakain tinggi, banyak orang akhirnya merasa tidak mampu untuk mengurus anak dengan baik, hingga timbul kekhawatiran akan memiliki anak yang tidak sesuai harapan.
"Suatu sikap itu terbentuk dari berbagai kejadian atau proses kehidupan sebelumnya. Nah, mungkin orang-orang yang memilih ogah punya anak, punya dasar pemikiran sendiri karena pengalaman sebelumnya," lanjut Endang.
 
Endang menegaskan, pengalaman tersebut bukan berarti mutlak sesuatu yang dialami atau dijalani langsung sendiri. Tapi bisa dari apa yang dilihat atau yang didengar. Sehingga lahir lah prinsip tak ingin memiliki anak.
Umumnya, pada kebanyakan orang yang ogah punya anak, dinilai terlalu mencemaskan masa depan yang belum tentu terjadi. Sikap ini, yang disebut sebagai sikap yang kurang tepat.
"Prepare untuk masa depan itu perlu. Tapi, kalau sampai khawatir berlebih atau takut berlebih pada masa depan yang belum tahu seperti apa, ya, itu kurang tepat. Jangan takut berlebihan, kalau takut punya anak karena tak bisa menjamin masa depan yang baik, maka persiapan perlu dimatangkan saat ini, bukan kemudian tidak mau punya anak," jelasnya.
Endang mengingatkan, kodratnya manusia harus berusaha sebaik mungkin apa pun hasil yang akan diperoleh nantinya karena ada faktor X yang tak bisa dihindari yakni kehendak Tuhan.
"Tugas manusia untuk berusaha semaksimal mungkin. Meski ada yang namanya faktor X yaitu Tuhan., rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa, kalau memang harus berubah atas kehendak-Nya, ya, harus dijalani," pungkasnya.
Terpenting saat ini, adalah menjalani masa sekarang dengan penuh tanggung jawab. Mindfull atas diri sendiri karena kekhawatiran berlebihan akan masa depan, nyatanya tidak akan lebih baik dari berusaha menjalani hidup dengan bahagia.
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.