KISAH hidup orang tidak ada yang tahu akan seperti apa. Pernyataan tersebut cocok dengan alur cerita Angela Marcellina, lulusan Kedokteran Universitas Indonesia itu kini jadi pengusaha tas branded preloved dengan nama toko Hermesien Closet.
Proses panjang sudah dilaluinya, bahkan Angel, sapaan akrabnya, sudah berjualan tas branded preloved sejak kuliah. Dulu, tas pertama yang dijual adalah koleksi mamanya sendiri.
"Dulu saya jualan pertama kali itu 2010 di Facebook. Saya masih ingat, pembeli pertama itu dari Yogyakarta. Saya jual tas seharga Rp4 juta dan uang ditransfer ke rekening orangtua," cerita Angel pada MNC Portal saat ditemui di acara Hermesien Closet Warehouse Sale di Episode Hotel, Gading Serpong, beberapa hari lalu.
BACA JUGA :Â Viral Kisah Ibuku Dihamili Pacarku, Bak Sinetron Tapi Nyata!
Sadar bahwa apa yang dilakukannya itu ada pembelinya, Angel meneruskan aktivitas jualan tas preloved di Facebook selagi kuliahnya tetap berlanjut. Perlahan, nama akunnya mulai dikenal.
"Dulu, ada 1-2 tas yang kejual itu sudah senang banget, karena kan awalnya coba-coba jadi pebisnis di bidang ini. Saya juga ngerasa bangga, kayak, 'ternyata saya bisa jualan, ya, bisa beli celana jeans pakai duit sendiri itu senang banget," kenangnya.
Dari sana Angel mulai serius membangun bisnis ini. Sampai akhirnya kuliahnya di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia selesai. Pikirannya bercabang, lanjut koas atau jadi pebisnis. Angel memutuskan jadi pebisnis.
Pada 2017 Angel pertama kali membuka toko online. Lalu, di 2018, Angel membuka store pertamanya di Mall Artha Gading, Jakarta Utara. Kini, dia sudah open 5 toko di mall tersebut.
Follow Berita Okezone di Google News
Pioner beli putus

Nama Angela Marcellina familiar dengan konsep beli putus di dunia preloved. Dia bahkan dianggap sebagai pioner beli putus yang sampai sekarang jadi ciri khasnya.
Konsep beli putus memungkinkan pemilik usaha membeli tas branded preloved yang ditawarkan penjual. Ini beda dengan titip jual.
"Sederhananya, kalau titip jual itu uang baru akan di-transfer kalau barang sudah terjual. Nah, kalau beli putus, toko beli barang di muka yang artinya uang ada di depan," papar Angel.
Konsep ini sangat riskan di dunia preloved. Karena itu, Angel punya standar tinggi sebelum membeli barang yang ditawarkan seseorang.
Bahkan, dalam proses pengecekan kualitas tas preloved, Angel selalu meminta kepada penjual tas agar menunggu 2-3 hari setelah tas diberikan ke Angel. "Ini karena kami melakukan pengecekan yang ketat. Kami gak mau beli barang yang kualitasnya kurang bagus, misal sudah lecet, warna turun, atau ada cacat lainnya," jelasnya.

Pengecekan yang ketat ini membuat tas branded preloved yang ditawarkan kualitasnya 'very good'. Selain kualitas masih sangat bagus, keaslian juga terjaga.
"Kami ada tim sendiri dalam menentukan apakah tas yang dijual ke kami asli atau palsu. Kalau palsu, ya, tentu kami tidak terima, begitu juga kalau barang sudah buluk, kami gak terima," tambahnya.
Nasib fashion masa depan seperti apa?
Dalam kesempatan yang sama, Angel bercerita sedikit seperti apa dunia fashion di masa depan, khususnya di bidang preloved industry.
Menurutnya, dunia fashion itu sangat dinamis, beda dengan otomotif. Artinya, bisa saja pencinta fashion itu siang pakai baju oren, malamnya pakai biru. Hal seperti itu menurut Angel tidak terjadi di dunia bisnis lainnya.

"Fashion itu sangat dinamis. Setiap hari mungkin ada saja yang baru dan tidak ada yang bisa membatasi," jelas Angel.
"Terlebih, orang Indonesia itu tingkat kebosanannya tinggi. Jadi, ada yang punya sepatu Gucci 3 pasang misalnya, terus merasa bosan lalu beli Dolce & Gabbana besoknya. Ya, gak salah selama kebutuhan pokoknya tetap terjaga," tambahnya.
Kini, Hermesien Closet bisa menjual ribuan tas setiap bulannya. Penjualan paling banyak tentu saja, kata Angel, adalah tas yang harganya di bawah Rp5 juta hingga Rp10 juta.
"Kalau ditanya soal tas Eropa, Hermes misalnya, itu sebulan 30-50 item saja yang laku. Begitu juga dengan Louis Vuitton atau Gucci, sehari bisa 10 tas atau lebih terjual," kata Angel. "Nah, tas Chanel itu 100 piece-an per bulan, sama juga dengan Dior," tambahnya.
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.